NOLEEP – Arti Jeg menyala wi tamplig dong belakangan ini menjadi topik perbincangan hangat di media sosial, khususnya TikTok.
Frasa ini mendadak viral setelah kerap diucapkan oleh IWAS, seorang pria difabel asal Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang baru-baru ini tersandung kasus dugaan pelecehan seksual.
Banyak yang penasaran, sebenarnya apa makna di balik kalimat tersebut?
Kalimat “Jeg menyala wi, tamplig dong” merupakan frasa yang berasal dari bahasa Bali. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kalimat ini memiliki arti “Bersinar kawan, senggol dong”.
Sementara kata “Agus ne bos” yang juga kerap diucapkan oleh IWAS memiliki arti “Agus nih bos”.
Asal-Usul dan Makna “Jeg Menyala Wi Tamplig Dong”
Frasa “Jeg menyala wi tamplig dong” sebenarnya sudah cukup populer di kalangan masyarakat Bali, khususnya anak muda, sebelum kasus IWAS mencuat.
Kalimat ini sering digunakan sebagai candaan atau ungkapan ekspresif dalam pergaulan sehari-hari, semacam slang atau bahasa gaul.
Tidak ada makna filosofis yang mendalam di balik frasa ini. “Jeg menyala wi” secara harfiah menggambarkan sesuatu yang bersinar terang, yang dalam konteks pergaulan bisa diartikan keren, hebat, atau menonjol.
Sementara “tamplig dong” adalah ajakan untuk berinteraksi, yang dalam bahasa gaul kekinian mirip dengan istilah “senggol dong”. Bisa dikatakan, kalimat ini merupakan bentuk ekspresi diri atau cara untuk menunjukkan eksistensi dan rasa percaya diri.
Viral Karena IWAS dan Kontroversi yang Mengiringi
Nama IWAS dan frasa “Jeg menyala wi, tamplig dong” melejit setelah kasus dugaan pelecehan seksual yang menjeratnya viral di media sosial.
IWAS yang merupakan penyandang disabilitas tunadaksa ini dilaporkan oleh seorang mahasiswi berinisial MA atas dugaan pelecehan seksual.
Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa korban IWAS mencapai 17 orang.
Ironisnya, banyak pengguna media sosial, khususnya TikTokers, yang justru memparodikan IWAS dengan menirukan gerak-geriknya yang khas, termasuk mengucapkan frasa “Jeg menyala wi, tamplig dong” sambil menyembunyikan tangan di dalam baju.
Hal ini mengundang keprihatinan dari Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB. Mereka menyayangkan tindakan tersebut karena berpotensi menimbulkan stigma negatif terhadap penyandang disabilitas lainnya.
Terlepas dari kontroversi yang ada, frasa “Jeg menyala wi, tamplig dong” telah terlanjur melekat dengan sosok IWAS dan menjadi fenomena tersendiri di media sosial.
Jadi, sekarang kalian sudah tahu kan arti Jeg menyala wi tamplig dong? Semoga artikel ini bisa menjawab rasa penasaran kalian tentang frasa viral yang satu ini.